Monday, November 6, 2017

Kopi Bubuk


Proses pengolahan biji kopi sekunder untuk menghasilkan kopi bubuk meliputi kegiatan pokok : Roasting, Sangrai, Pencampuran, Penghalusan biji kopi, dan Pengemasan. Kegiatan satu dengan yang lain saling terkait dan akan mempengaruhi kualitas biji kopi yang dihasilkan.
1. Penyiapan Biji Kopi

Dalam penyiapan biji kopi, persyaratan mutu perlu diperhatikan. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyiapan biji kopi meliputi tiga aspek yaitu citarasa dan aroma, kebersihan, dan efisiensi dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Citarasa dan Aroma perlu diuji sehingga dibutuhkan alat sangrai dan pembubukan.
b. Kebersihan diperlukan biji kopi bermutu yang bebas jamur, kotoran, dan tidak tengik.
c. Efisiensi diperlukan keseragaman ukuran biji kopi untuk memudahkan proses pengolahan.

2. Roasting

Roasting atau penyangraian merupakan tahap pembentukan aroma dan citarasa khas kopi dengan perlakuan panas sehingga penanganannya menjadi kunci dari proses produksi kopi bubuk. Proses sangrai diawali dengan penguapan air dan diikuti dengan reaksi pirolisis. Secara kimiawi, proses ini ditandai dengan terjadinya evolusi gas CO2 dalam jumlah banyak. Secara fisik, pirolisis ditandai dengan perubahan warna biji kopi yang semula kehijauan menjadi kecokelatan. Kisaran suhu sangrai yang umum adalah 195-205"C.

Waktu roasting bervariasi antara 7-30 menit, tergantung kadar biji kopi dan mutu kopi yang di inginkan. Salah satu tolak ukur proses roasting adalah derajat sangrai yang dilihat dari perubahan warna biji kopi.  Ada 3 tingkatan roasting yaitu ringan (light), menegah (medium), dan gelap (dark).

3. Pencampuran

Upaya untuk mendapatkan citarasa dan aroma yang khas, pabrikan kopi bubuk sering menggunakan bahan baku campuran. Prinsip pencampuran dalam proses pembuatan kopi bubuk adalah :

a. Bahan baku berupa beberapa jenis biji kopi (Arabika, Robusta, Exelsa).
b. Pencampuran dilakukan dengan alat pencampur putar tipe heksagonal.
c. Beberapa jenis biji kopi disangrai secara terpisah, ditimbang dalam proporsi tertentu, dan                    kemudian dicampur.

Dari pencampuran tersebut diharapkan mendapat citarasa dan aroma kopi bubuk yang khas dan tidak dimiliki oleh produk sejenis yang dihasilkan pabrikan lain.

4. Penghalusan Biji Kopi

Biji kopi sangrai dihaluskan dengan grinder atau mesin penghalus biji kopi sampai diperoleh butiran kopi bubuk dengan kehalusan tertentu. Bubuk kopi mempunyai luas permukaan yang sangat besar sehingga senyawa pembentuk citarasa dan senyawa penyegar mudah larut saat diseduh ke dalam air panas. Rendemen hasil pengolahan merupakan perbandingan antara berat kopi bubuk yang diperoleh dengan berat biji kopi yang diproses.

5. Pengemasan

Tujuan pengemasan adalah untuk mempertahankan aroma dan citarasa kopi bubuk selama didistribusikan ke konsumen dan dijajakan di pasaran. Apabila tidak dikemas dengan baik, kesegaran, aroma, dan citarasa kopi bubuk akan berkurang secara signifikan setelah satu sampai dua minggu. Biji kopi sangrai atau kopi bubuk dikemas dalam kemasan alumnium foil dan dipress panas. Kesegaran, aroma, dan citarasa kopi akan terjaga dengan baik pada kemasan vakum supaya kandungan oksigen di dalam kemasan minimal.

JOIN NOW!!!


(Sumber : Agribisnis Kopi)


No comments:

Post a Comment