Monday, February 26, 2018

Seperti Menari, Sensasi Wisatawan Menumbuk Kopi


Sensasi kopi Gayo memang luar biasa. Sampai-sampai, dua gadis asal Polandia, Joanna Niedzialek dan Bogumila Jablecka, terobsesi untuk belajar menumbuk kopi. Selama ini, mereka sudah terlanjur jatuh cinta kepada aroma kopi Gayo.

Kisahnya begini. Setelah dua wisatawan asal Polandia itu ke Pondokan Win Ruhdi Bathin di Desa Paya Sergni Aceh Tengah, Januari 2011, ternyata mereka tidak langsung tidur meski kelihatannya sudah sangat lelah.  Mereka ternyata minta untuk diajarkan cara mengolah kopi.

Malam itu, Win Ruhdi bersama istrinya menyediakan alu dan lesung kayu ukuran kecil, alat tampi, serta sekitar 1/2 kg gabah kopi luwak. Setelah mengajarkan cara menumbuk gabah kopi, kedua gadis itu mulai mencoba pekerjaan rutin petani kopi di Dataran Tinggi Gayo.

Win Ruhdi menuturkan, dengan alu pendek dan lesung kecil itu, Joanna terus menumbuk kopi. Selesai ditumbuk oleh Joanna, Bogumila menampi kopi untuk memisahkan ampas kulit dari green bean.

Ketidakbiasaan menumbuk kopi menyebabkan alu lebih sering membentur bibir lesung hingga kopi bertumpahan ke lantai. Kedua gadis asal Polandia itu menghabiskan waktu sampai satu jam. Hal yang lucu saat melihat gadis asal polandia itu sedang memungut biji kopi dari lantai tanah.

Lain halnya dengan Bogumila terlihat lucu ketika menampi gabah kopi yang sudah ditumbuk Joanna. Badan Bogumila ikut bergerak seperti orang yang sedang menari, menggikuti irama alat tampi. Padahal seharusnya saat menampi, hanya kedua tangan yang bergerak.

Dengan cara menampi seperti itu, tentu saja sejumlah biji kopi bertumpahan ke lantai. Namun, dengan telaten, mereka pungut kopi berserakan itu satu per satu. Mereka tidak terlihat capai, malah sangat bergembira bisa menuntaskan pekerjaan yang biasa dilakukan para petani kopi.

Joanna mengakui bahwa selama ini, mereka hanya mengetahui kopi yang sudah disangrai. Jenis itulah yang sering mereka lihat di kafe kopi Eropa. Mereka tidak pernah sama sekali membayangkan sulitnya para petani mengolah biji kopi. Melihat proses pengolahan kopi yang begitu panjang nan sulitnya. Jadi, sangat wajar jika harga kopi itu mahal.

Tampaknya, pengalaman ini sangat berkesan bagi 2 gadis bule asal Polandia ini. Terbukti dari pengakuannya, bahwa pada musim liburan mendatang, mereka akan kembali lagi. Obsesinya sederhana, mereka ingin memetik kopi bersama para petani diladang kopi. Sepertinya, mereka sudah terlanjur jatuh cinta kepada kopi Gayo.

JOIN NOW!!!



(Sumber : Hikayat Negeri Kopi)

No comments:

Post a Comment