“Tidak ada alasan lagi untuk pergi. Di sini, penghasilan bisa lebih besar dan tentu lebih dekat dengan keluarga.”
Tiga tahun lalu, Sumarwoto berhenti sebagai tenaga pemasaran produk rumah tangga di Pekanbaru, Riau. Ia memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Desa Ngrancah, Kecamatan Grabag, Magelang, Jawa Tengah tepatnya di lereng Gunung Lekir.
Beliau berkeinginan untuk membesarkan komoditas kopi yang ada di desa sudah lama meredup, dengan bergabung di Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mandiri Sejahtera untuk belajar seputar kopi.
Di Desa Ngrancah, kopi jadi daya tarik bagi kaum muda, para pemuda menjadi penggerak kebangkitan kopi. Dari sekitar 40 anggota KUB Mandiri Sejahtera, hamper separuhnya berusia di bawah 30 tahun.
Kaum muda yang merantau kerap pulang ketika musim panen tiba. Mereka ikut pemanenan dan berandil dalam penjualan hasil panen dengan memanfaatkan media sosial. Tiga tahun terakhir, pertanian dan pengolahan kopi mulai diminati anak muda. Itu terjadi karena perubahan besar dalam dunia pertanian.
Luas kebun kopi Ngrancah mencapai 71,1 hektar dengan jumlah tanaman 177,750 pohon. Dengan rata-rata produksi sekitar 85,32 ton per tahun. Potensi itu yang kini dimanfaatkan. Industri pengolahan kopi mampu mengurangi minat warga merantau. Di tahun 2010 perantau hanya 20 persen dari persentase sebelumnya mencapai 50 persen dari total warga desa.
KUB Mandiri Sejahtera membeli biji kopi dari petani 25.000 per kg. Harga biji kopi merah 35.000 per kg dan hasil sortir dapat mencapai 45.000 per kg. Dimana, kopi andalannya robusta yang ditanam pada ketinggian 600-700 mdpl.
Penanaman kopi Ngrancah dilakukan secara organik dengan harga greenbean mulai dari 30.000 – 80.000 per kg. Dan kopi bubuk dijual dengan harga 120.000 – 150.000 per kg nya. Kopi Ngrancah sejauh ini sudah dipasarkan hingga Semarang, Yogyakarta, Wonosobo, Medan, dan di daerah Sumatera.
KUB Mandiri Sejahtera juga merintis wisatawan edukasi kopi. Pengunjung diajak mengelilingi kebun kopi dan mempelajari cara pembibitan, penanaman, hingga proses pasca panen. Untuk mendukung ekonomi warga, para pemuda berencana membangun kafe agar tamu bisa merasakan langsung cita rasa lokal, kopi Ngrancah yang beraroma mocha java.
(Sumber : Kompas edisi November 2017)
No comments:
Post a Comment