Fantastis Nilai Kopi Gajah

Di utara Thailand, dua puluh ekor gajah setiap hari mengeluarkan kopi termahal di dunia. Mirip seperti kopi Luwak, para gajah ini diberi makan biji kopi dan sehari kemudian kotoran mereka dikumpulkan.

Kopi gajah ini sampai hari ini dianggap sebagai kopi termahal di dunia. Harga nya cukup fantastis dengan harga $1.100  per kilo nya. Kopi ini biasa disebut dengan Kopi Gading Hitam atau Black Ivory Coffee. Harga secangkir nya berkisar $50, Wow mahal ya!

Bagaimana proses nya?

Sebenernya kopi gajah mirip dengan kopi luwak dimana biji kopi yang dihasilkan berasal dari asam di perut gajah yang memecahkan protein dalam kopi, yang menjadi sumber rasa pahit dalam kopi. Jadi kopi gajah memiliki tekstur rasa yang sangat lembut dan tidak pahit.

Namun, gajah adalah binatang pemakan tumbuhan dan kopi bukan makanan yang disukai gajah sehingga membuat kopi gajah tidak semudah membuat kopi luwak. Agar gajah mau makan biji kopi, buah kopi harus di samarkan bersama dengan makanan gajah laiinya. Seekor gajah membutuhkan waktu 15-30 jam untuk mencerna biji-biji kopi. Proses fermentasi yang terjadi dalam pencernaan gajah yang memberikan rasa yang tidak akan ada pada kopi lain.

Dari sekian banyak buah kopi yang dimakan, nantinya yang keluar hanyalah satu per tiga puluh bagian saja. Jika gajah memakan buah kopi sebanyak 30 kg nantinya yang keluar hanya 1 kg saja. Proses ini lah yang membuat hara dari kopi gajah sangatlah mahal.

Kopi yang dimakan para gajah adalah biji kopi Arabika yang dipetik langsung di sebuah perkampungan kecil. Kemudian kotoran gajah dikumpulkan, dipecahkan, dan dipilih biji kopi dari kotoran gajah. Setelahnya dicuci, barulah biji kopi gajah diproses di Bangkok.

Untuk para pencinta kopi, tentu sudah mengetahui jika kopi ini masih sngat sulit ditemukan. Selain harga yang fantastis, belum banyak yang dapat mengembangkannya. Negara yang menghasilkan baru sebatas Thailand dan Abu Dhabi. Jika anda tertarik untuk mencoba kopi gajah bisa datang ke kedai ternama di Thailand.

JOIN NOW!!!

(Sumber : Lintas Kopi edisi Agustus 2017)