Di samping itu, musim hujan juga adalah musim yang paling tepat memulai rehabilitasi tanaman kopi yang telah tua dan rusak. Persiapan untuk itu sudah dilakukan oleh sejumlah petani kopi di Dataran Tinggi Gayo.
Pada bulan Januari lalu, para petani kopi telah menggali lubang tanam di ladangnya. Memasuki bulan Agustus, galian itu ditutup dengan tanah subur sekaligus ditambah pupuk organik. Lahan sudah siap tanam. Begitu memasuki bulan September, mereka mulai memobilisasi ratusan polybag bibit kopi dari tempat pembibitan.
Akhir Oktober, musim hujan pun tiba. Petani kopi di Dataran Tinggi Gayo mulai menanam bibit kopi di lubang yang telah diisi pupuk organik. Begitulah persiapan menyambut musim hujan yang dilakukan oleh petani kopi, salah satunya Daurul (59), seorang petani yang bermukim di Paya Tumpi, Aceh Tengah.
Sebagaimana dituturkan Daurul, pada 1 November 2013, musim hujan di Dataran Tinggi Gayo biasanya sudah dimulai sejak akhir Agustus. Namun begitu, tahun ini berbeda. Meski sudah memasuki bulan November, hujan masih jarang turun.
Daurul, yang biasa dipanggil Aman Upa, memiliki ladang kopi seluas 10.000 meter bujur sangkar, terletak di perbukitan bagian Utara dari Kampung Paya Tumpi. Tanaman kopi arabika yang ditanamnya pada akhir 1990-an kini sudah tua, rusak, dan sudah kurang produktif.
Saran dari penyuluh perkebunan, semua tanaman kopi itu harus direhabilitasi supaya produksi dapat meningkat. Caranya adalah dengan menyisip tanaman baru di antara tanaman kopi yang sudah tua.
"Sementara tanaman baru belum berproduksi, kita masih bisa memanen buah kopi dari tanaman tua," jelas lelaki itu..
Hasil konsultasi dengan penyuluh perkebunan, dia diminta mulai menanam kopi muda pada saat memasuki musim penghujan. Langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain sebagai berikut:
1. lubang tanam paling lambat dibuat 6 bulan sebelum penanaman, dengan ukuran lubang 60 cm x 60 cm,
2. beberapa bulan sebelum penanaman, pupuk kandang sudah harus dimasukkan ke dalam lubang tanam,
3. penutupan lubang tanam dilakukan 1 bulan sebelum penanaman kopi.
Langkah yang dilakukan lelaki itu dikerjakan juga oleh ribuan petani kopi arabika di Aceh Tengah. Karena itu, datangnya musim penghujan memaksa mereka hilir mudik mengantar bibit kopi ke ladang.
Jangan heran apabila banyak sadel sepeda motor yang lalu lalang di jalanan Aceh Tengah dipasangi keranjang. Keranjang itu diisi dengan bibit kopi yang siap tanam. Begitulah tradisi menyambut musim hujan di kalangan petani kopi. Makanya, musim hujan lebih tepat dikatakan musim menanam kopi.
No comments:
Post a Comment