Biji kopi segar yang fresh roasted memang harga mutlak untuk menciptakan secangkir kopi enak.
Yang disukai para penggemar dari secangkir kopi, mulai dari rasa sampai aromanya, bagaimana pun berasal dari proses roasting. Memang, ketika biji kopi dipetik ia sudah memiliki rasa bawaan. Tapi proses roasting-lah yang “paling berjasa” untuk mengeluarkan karakter-karakter spesial dari biji kopi. Ibaratnya, proses roasting itulah yang memuaikan rasa-rasa unik semacam karamel, bunga atau buah-buahan pada kopi.
Namun, Semakin lama kopi yang di-roasting terpapar udara, maka semakin menurun juga kualitasnya dan bahkan rasanya pun ikut menyusut. Itulah sebabnya, banyak ahli kopi menyarankan agar kita menyeduh kopi segar yang baru saja di-roasting. Dalam arti, kopi itu bukan yang telah disimpan selama berbulan-bulan apalagi bertahun-tahun. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk memberikan Anda secangkir kopi nikmat yang kesannya tak akan terlupakan.
Masalahnya, bagaimana caranya agar bisa mengenali biji kopi segar yang baru di-roasting itu? Bukankah hampir semua biji kopi memiliki bentuk yang nyaris sama? berikut cara singkat mengetahuinya :
1. Tampilannya mengkilap
Bubuk kopi pada dasarnya memiliki kadar ‘minyak’, acidity, dan komponen-komponen kimia alami lainnya. Ketika diseduh, kandungan ini biasanya lebur lalu melahirkan karakteristik-karakteristik yang kemudian kita kenal dengan flavor, notes dan after-taste. Ketika biji kopi di-roasting, paparan panas dari roaster akan menguapkan kelembaban dari inti biji, lalu secara simultan mengeluarkan zat-zat yang bentuknya mirip minyak dan kemudian ‘melapisi’ bagian luar biji kopi. Nah semakin lama biji kopi terekspos dengan udara, maka akan semakin terlihat ‘kurang berminyak’ atau mengkilap juga biji kopi itu.
2. Periksa residunya
Jika Anda menggenggam sekepalan biji kopi, coba lihat di telapak tangan Anda. Atau, lihat di bagian dasar paper bag pembungkus biji kopi itu. Jika Anda menemukan serbuk, atau semacam ‘remahan-remahan’ biji kopi, maka bisa dipastikan bahwa biji kopi itu segar dan baru di-roasting. Namun, perlu diingat juga bahwa ‘kadar minyak’ pada biji kopi yang light roasted tidak sama dengan yang dark roasted lho ya. Kopi yang light roasted tidak semengkilau yang dark, just FYI.
3. Cek katup udara pada sealed bag
Ketika biji kopi di-roasting pada suhu panas tinggi lalu didinginkan, biji kopi akan mengeluarkan sejumlah karbon dioksida (CO2). Proses pengeluaran gas CO2 ini bisa berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa minggu setelah roasting. Dalam dunia kopi, proses ini juga dikenal dengan istilah periode degassing, atau masa-masa pelepasan gas.
Dalam beberapa hari pertama, biji kopi akan mengeluarkan CO2 dengan begitu cepat. Nah, ketika biji kopi yang sedang aktif-aktifnya mengeluarkan gas ini dibungkus dalam paper bag tersegel, gas CO2 yang dilepaskan itu tentu akan mencari celah untuk keluar. Karena itulah banyak bag pembungkus kopi juga menyertakan one-way air valve, atau katup udara satu arah, di dalamnya agar bisa membantu CO2 terlepas dengan bebas.
4. Jika membeli dalam jumlah besar, coba cek melalui kantong resealable bag
Barangkali Anda menemui petani kopi secara langsung lalu membeli biji kopi dalam jumlah besar dan belum dibungkus. Untuk menandai apakah biji kopi itu masih segar atau tidak, coba masukkan sedikit bagian dari biji kopi ke dalam kantong plastik yang resealable.
Setelah dimasukkan, press kantongnya sampai benar-benar kempes dan tidak berisi udara, lalu segel dan biarkan semalaman. Jika di keesokan harinya Anda menemukan kantongnya mengembang, maka biji kopi itu biasanya masih segar dan waktu roasting-nya masih berkisar dalam rentang 14 hari. Tapi jika kantongnya tetap kempes seperti sedia kala, so sorry to say, biji kopi itu sudah tidak begitu segar lagi.
JOIN NOW!!!
(Sumber : Otten Coffee edisi October 2015)
No comments:
Post a Comment