Kandungan gizi dalam kulit kopi (tanpa diamonisasi) meliputi bahan kering 90,52%, lemak kasar 1,31%, serat kasar 34,11%, protein kasar 6,27%, abu 7,54%, kadar air 9,48%.
Salah satu sumber pupuk untuk tanaman kopi berasal dari limbah cangkang kopi (endocarp) itu sendiri. Para petani kopi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah yang jumlahnya mencapai 62.100 kepala keluarga sudah banyak yang meninggalkan pupuk organik.
Mereka beralih menggunakan pupuk organik yang berasal dari cangkang kopi. Walau mereka menggunakan pupuk organik untuk meningkatkan produksi dan kesuburan tanaman kopinya, mereka tidak termasuk dalam kelompok petani organik.
Lantai jemur dan huller alias mesin pemecah cangkang kopi setiap harinya menghasilkan puluhan kilogram cangkang kopi. Limbah cangkang kopi dibiarkan menggunung dan akan dibakar nantinya. Setelah mengetahui bahwa kulit cangkang kopi dapat digunakan untuk pupuk organik, para petani mengambil secara cuma-cuma limbah cangkang kopi itu.
Ini berarti, makanan tanaman kopi disuplai dari cangkang kopi dan terbukti tanaman kopi yang dipupuk dengan limbah cangkang kopi terlihat lebih subur dan memiliki buah yang cukup banyak. Karena para petani sudah mengetahui manfaat lain dari cangkang kopi ini, kini cangkang-cangkang kopi sudah tidak lagi di bakar begitu saja.
Selain menjadi pupuk organik, manfaat lain dari limbah cangkang kopi untuk dijadikan pakan ternak karena terdapat banyak kandungan gizi yang baik untuk ternak. Hal itu diutarakan dari Hasil penelitian Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan FP USU (2010). Dengan demikian, tidak semua limbah cangkang kopi harus dijadikan pupuk, sebagian masih dapat untuk dijadikan pakan ternak.
JOIN NOW!!!
(Sumber : Hikayat Negeri Kopi)
No comments:
Post a Comment