Sunday, February 12, 2017

Meluasnya Lahan Kopi di Jawa Tengah


"Dalam tiga tahun terakhir, luas lahan dan produksi di Jawa Tengah terus melonjak tajam."

Di dukung oleh inovasi petani dalam pengembangan tanaman kopi dan produksi kopi faktor utama yang membuat perluasan lahan terus melonjak tajam. Hasilnya kini kopi produksi petani Jawa Tengah kini menempus pasar dunia. 

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, luas lahan kopi bertambah dari 38.881 hektar pada Tahun 2014, 38.918 hektar di Tahun 2015, dan kini Tahun 2016 mencapai 38.978. Produksinya pun terus berkembang dari 23.549 kg pada Tahun 2014 menjadi 23.572 kg, hingga mencapai 23.662 kg di akhir Tahun 2016.

Sepanjang kaki Pegunungan Sindoro, Temanggung. Lahan Kopi dapat terlihat berdampingan dengan Cabai, Tembakau, dan Kol. Gairah untuk menanam kopi memang semakin tumbuh besar. Di RumahKopi Posong yang bertempat di lereng Gunung Sindoro, disana tempat untuk menanam, mengolah, dan menjual kopi specialty jenis arabika.

Sejak 2013 ekspor tanaman kopi yang tumbuh pada ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut ini, tertuju ke Korea Selatan dengan total penjualan biji kopi kering mencapai 14 ton dengan harga Rp. 85.000 per kg.

Seiring meningkatnya permintaan, petani kopi di Banjarnegara juga semakin menggeliat. Tepat nya di Kecamatan Pejawaran, Banjarnegara yakni Desa Pegungungan, Ratamba, Sarwodadi, dan Desa Karangsari. Menjadi tanaman alternatif dan menambah pendapatan petani petik,

Hasil panen kopi Senggani per 6 bulan berkisar 2,5 ton - 4 ton, sedangkan permintaan pelanggan perbulan mencampai 0,5 ton. Namun Murti seorang pemilik lahan kopi di Desa Pegundungan, Pejaweran. Menjual kopi arabika bernama Senggani, menempati urutan ke-6 dalam Kontes Kopi Spesialiti Indonesia Tahun 2016 ini. Mengakui mulai kewalahan memenuhi permintaan pelanggan.

JOIN NOW!!!

(Sumber : Kompas edisi 13 Februari 2017)

No comments:

Post a Comment