Thursday, February 16, 2017

Kopi Gayo, Ikon Pariwisata Indonesia


Popularitas kopi Gayo semakin tidak ada hentinya. Bukan hanya meningkatkan permintaan buyer Internasional, ketenaran kopi Gayo juga mengubah gaya hidup kaum muda terhadap budaya ngopi.

Mereka yang terbiasa menyeruput kopi Gayo pasti mulai pilih-pilih kopi yang disajikan oleh sebuah warung kopi. Efeknya, permintaan kopi Gayo meningkat, lantaran semakin mudah memperoleh roasted coffee sebagai bahan baku, bukan hanya di kota Takengon, gerai kopi Gayo hampir merata di setiap provinsi Aceh.

Bergendaal Koffie milik Haji Yusrin tahun 2008 silam, berawal dari gerai kopi kecil lidah coffee lovers mulai dimanjakan dengan cita rasa kopi arabika murni. Awalnya hanya didatangi 1 atau 2 orang wisatawan yang berbiasa ngopi di kafe internasional dan para pengopi lokal belum ada yang merapat kesana.

Kini produk Bergendaal Koffie diminati sejumlah gerai kopi Tanah Air, ini lah yang menginspirasi usahawan muda di Aceh Tengah dan Bener Meriah. Tumbuh sebanyak 24 gerai baru dan pengolahan roasted coffee dalam kurun waktu 5 Tahun terakhir. Dan menjadi daya tarik untuk wisatawan mancanegara yang datang pasti nongkrong di kafe dan gerai kopi di Takengon, menikmati udara dingin dan sensasi ngopi di tengah ladang kopi.

Selain menyajikan minuman berbahan dasar kopi nomor satu, gerai juga menyediakan suvenir berbentuk roasted coffee dan bubuk kopi. Banyak wisatawan mancanegara membeli bubuk kopi dalam jumlah banyak untuk dijadikan oleh-oleh untuk sanak saudara dan sahabatnya. Dampak terbesarnya adalah suvenir yang telah dinikmati orang-orang dinegaranya, mereka akan menjadi pengunjung berikutnya.

Kopi arabika Gayo memang sebuah produk pertanian, Selain harga yang cukup ekonomis, ternyata inilah promosi pariwisata paling efektif dibandingkan dengan memasang iklan berbayar. Sekarang, kopi arabika Gayo semakin memantapkan posisinya sebagai ikon pariwisata Indonesia.

JOIN NOW!!!

(Sumber : Hikayat Negeri Kopi)

No comments:

Post a Comment