Wednesday, February 8, 2017

Sekilo Green Bean setara Secangkir Espresso


Kopi merupakan hasil bumi yang memberi kehidupan kepada jutaan orang di berbagai kalangan, mulai dari petani sampai pengusaha di kafe. Kopi yang sangat terkenal di dunia saat ini adalah kopi robusta (biji kecil) dan kopi arabika (biji besar).


Soal rasa dari kedua jenis kopi ini tentu sangat berbeda. Dengan kadar kafein yang tinggi di miliki kopi robusta namun, rasanya sedikit hambar dan aromanya kurang tajam dan jika dibandingkan dengan kopi arabika yang kadar kafein hanya setengahnya dari kopi robusta tetapi memiliki aroma yang lebih tajam dan lebih terasa kopinya.

Perkembangan kopi robusta terkonsentrasi di wilayah Lampung dan Pulau Jawa, sementara kopi arabika terkonsentrasi di Tanah Gayo di Aceh, Kintamani di Bali, Toraja di Sulawesi Selatan, dan Sidikalang di Sumatera Utara. Petani kesulitan memenuhi permintaan pasar dan harga jual di tingakat petani terus naik seiring permintaan pasar internasional yang cukup tinggi.

Di sebuah kafe internasional yang bahan baku kopinya berasal dari Takengon, Aceh. Harga secangkir espresso Rp 36.000,-. Padahal, harga biji kopi mentah (green bean) seharga Rp 55.000,- per kg. Untuk secangkir espresso hanya memerlukan bahan baku kopi sebanyak 10 gram.

Karena itu Win Ruhdi seorang petani kopi asal Kampung Raya Serngi bertekad mencari jalan supaya petani kopi di Tanah Gayo, bukan hanya menjual kopi mentah, tetapi harus menjual bahan setengah jadi berbentuk biji kopi yang telah disangrai (roasted).

Tekad bulat melahirkan perbuatan nyata, Win Ruhdi meluncurkan kafe sederhana yang mengambil salah satu korner di Cafe Batas Kota, Paya Tumpi, Takengon. Kini, Win Ruhdi menjadi pelopor usaha perkembangan coffee roasted di Tanah Gayo. Jejaknya mulai diikuti sejumlah anak muda dan petani kopi yang beralih menjadi coffee roasted.

JOIN NOW!!!

(sumber : Hikayat Negeri Kopi)

No comments:

Post a Comment