Penikmat kopi pasti sudah mengetahui bahwa dalam kopi terdapat keasaman. Tetapi tidak semua dari kita tahu bahwa keasaman yang sering disebut-sebut itu memiliki banyak ragam.
Untuk membentuk sebuah karakter rasa, kopi memiliki 3 unsur utama. Body atau kekentalan. Sweetness atau tingkat kemanisan. Dan Acidity atau tingkat keasaman. Keseimbangan dari ketiga unsur inilah yang amat menentukan tingkat kenikmatan secangkir kopi.
Kopi selain menjadi minuman yang identik dengan rasa pahit, juga identik dengan rasa asam. Perlu diketahui bahwa tingkat keasaman pada kopi masih aman dikonsumsi oleh siapa saja yang minat terhadap salah satu minuman favorit di dunia ini. Selain itu, pada kenyataannya tingkat keasaman kopi juga masih jauh di bawah bir, jus jeruk bahkan soda.
Keasaman adalah salah satu komponen penting yang ada pada kopi. Pada kopi, keasaman adalah ‘catatan rasa’ yang ada pada kopi. Keasaman pada kopi bukan tentang biji kopi yang dikecap lalu terasa asam, seperti halnya mencicipi jeruk atau mangga. Di sini keasaman merupakan ‘catatan rasa’ yang muncul ketika kopi dikecap oleh lidah.
Biji kopi hijau pada dasarnya mengandung Asam Chlorogenic yang secara natural membawa zat antioksidan pada kopi. Asam ini dapat menipis bahkan hilang saat mengalami proses roasting meskipun tidak 100% hilang.
Proses roasting biji kopi sangat penting karena dalam proses ini akan ditemukan keseimbangan yang tepat pada kopi. Semakin lama biji kopi disangrai maka akan semakin rendah tingkat keasamannya, dan kopi yang disangrai light akan mengandung keasaman yang lebih terasa. Jika terlalu lama menyangrai kopi akan menghilangkan zat anti oksidan yang terkandung di dalamnya dan merubah cita rasa khas dari kopi.
Proses roasting biji kopi sangat penting karena dalam proses ini akan ditemukan keseimbangan yang tepat pada kopi. Semakin lama biji kopi disangrai maka akan semakin rendah tingkat keasamannya, dan kopi yang disangrai light akan mengandung keasaman yang lebih terasa. Jika terlalu lama menyangrai kopi akan menghilangkan zat anti oksidan yang terkandung di dalamnya dan merubah cita rasa khas dari kopi.
Asam quinic muncul dari proses sangrai. Saat asam chlorogenic berkurang dan bahkan hilang dalam proses penyangraian, maka asam quinic muncul secara mesterius. Asam inilah yang mempengaruhi cita rasa dan mempunyai peran penting dalam secangkir kopi.
Di Indonesia sendiri banyak orang yang tidak terbiasa dengan kopi yang memiliki tingkat keasaman tinggi. Hal ini disebabkan oleh 80% perkebunan kopi di Indonesia di dominasi oleh biji kopi jenis Robusta yang memiliki kadar keasaman rendah. Berbeda dengan Arabica, yang justru memiliki rasa asam sebagai ciri khasnya.
Artikel dari Majalah.ottencoffee.com dan berbagai Sumber
Artikel dari Majalah.ottencoffee.com dan berbagai Sumber
No comments:
Post a Comment