Monday, July 2, 2018

Tradisi Minum Kopi di Lereng Ijen

Sejak lama, para penduduk desa di lereng Gunung ijen punya kebiasaan menghangatkan diri di depan tungku api berbentuk persegi, yang terbuat dari tumpukan batu bata dan semen, yang diletakkan di dapur setiap rumah.

Saat malam hari suhu dingin di wilayah kaki Ijen bisa mencapai 2 derajat celcius. Penduduk desa di bawah kaki Gunung Ijen memiliki tradisi yang disebut Nginduh. Dengan cara menghangatkan badan sembari meminum kopi di depan tungku hanya bisa ditemui di desa-desa lereng Gunung Ijen. 
Nginduh merupakan salah satu tradisi yang sampai saat ini masih dijaga dan dilestarikan warga. Tidak heran saat berkunjung ke pemukiman di bawah kaki Ijen, akan langsung diajak menuju ke dapur. Meski ada ruang tamu, setiap tamu yang datang pasti akan dijamu terlebih dahulu di depan tungku. Ini merupakan bentuk penghormatan kepada tamu, jika di ruang depan pengunjung akan kedinginan.
Nginduh tak lengkap jika tak ada kopi yang menemani. Dimana sudah melekat dengan sajian kopi khas Bondowoso. Kopi asli dari kebun di bawah lereng ijen sudah tidak dapat terpisahkan dari tradisi Nginduh. Menyeruput kopi, berbincang-bincang hingga larut malam menjelang padamnya listrik sudah menjadi kebiasaan hampir semua warga.
Kopi yang disajikan saat Nginduh juga bukan sembarang kopi. Mayoritas kopi yang disajikan oleh warga lereng Ijen kepada tamu adalah kopi hasil olahan mereka sendiri. Biasanya, mereka mendapatkan kopi dari PTPN XII atau memetik dari tanaman milik sendiri yang tak seberapa luas.
Disetiap rumah pasti tersedia kopi bubuk buatan sendiri. Semua proses diolah sendiri mulai memetik, menjemur, menyangrai, menumbuk kopi dengan lesung atau alat tumbuk tradisional, hingga menyajikan dalam secangkir gelas. Seolah kopi yang disuguhkan warga lereng Ijen memiliki daya magis yang berbeda dari kopi yang biasa ditemui di warung atau bahkan restoran kopi ala Barat yang terkenal.
Sudah tak diragukan lagi jika kopi yang berasal dari lereng pegunungan Ijen ini memang istimewa. Cita rasanya yang khas ditambah proses pengolahan kopi yang baik, menjadikan kopi dari Lereng Ijen menyebar ke seluruh dunia.
"Nginduh ditemani kopi khas Bondowoso diakui warga sebagai rutinitas wajib setiap hari."

(Sumber : Dongeng Kopi Edisi November 2016)

No comments:

Post a Comment