Tuesday, November 29, 2016

Bantaeng Bangun Pusat Industri Kecil Kopi

Pemerintah Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, berencana membangun pusat industri kecil-menengah atau IKM kopi di daerah itu. Hal ini untuk memberikan nilai tambah bagi komoditas perkebunan daerah sekaligus mendongkrak harga jual biji kopi petani.

Hal itu dikatakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bantaeng Syamsu Alam dalam penutupan program Agroforestry and Forestry (Agfor) wilayah Sulawesi di Bantaeng, Senin (28/11). "Pusat industri kecil-menengah kopi itu akan dibangun tahun depan," ujarnya.



Syamsu mengatakan, kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan terbesar yang jadi andalan mata pencaharian petani dl Bantaeng. Tanaman itu dibudidayakan di wilayah dataran tinggi pegunungan Lompobattang, terutama di Kecamatan Tompobulu, Eremerasa, dan Sinoa.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantaeng, luas lahan kopi pada 2015 mencapai 3.801 hektar dengan produksi mencapai 1.507 ton biji kopi jenis arabika dan robusta. Produksi kopi menempati urutan kedua untuk komoditas perkebunan di Bantaeng setelah kakao (2.849 ton).

"Pusat IKM kopi itu akan didirikan di Kecamatan Tompobulu, senra penghasil kopi. Selain untuk pengolahan biji kopi produksi petani, pusat IKM itu juga sekaligus berfungsi untuk pemasaran kopi Bantaeng," ujar Syamsu. Tahun lalu, Tompobulu menghasilkan 1.029 ton kopi dari luas lahan 2.493 hektar.

Secara terpisah, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bantaeng Andi Akil Resa menjelaskan, Bantaeng belum memiliki pusat pengolahan kopi. Selama ini petani menjual hasil panen secara gelondongan kepada pengepul kemudian diolah dan dipasarkan di Makassar maupun Toraja.

"Dengan adanya pusat IKM ini, hasil panen petani dapat diolah sendiri di Bantaeng, dikemas, dan dipasarkan langsung ke konsumen dalam bentuk jadi. Petani bisa menikmati harga jual yang maksimal, paling tidak harga jual kopi bisa meningkat 50 persen," ujar Akil.

JOIN NOW!!!

(Sumber: Kompas 30 Nov 2016)

No comments:

Post a Comment