Era minum kopi rasa jagung telah berakhir di Aceh Tengah.
Lidah warga Aceh Tengah makin peka membedakan rasa dan aroma kopi arabika
dengan kopi robusta. Lebih-lebih, jika bubuk kopi bercampur jagung atau beras,
serta merta konsumen kopi di Dataran Tinggi Gayo akan mengetahuinya. Karena
itu, gaya minum kopi warga Aceh Tengah mulai beralih dari konsumen kopi kemasan,
ke kopi arabika asli yang di gongseng oleh
penyedia jasa coffee roasted.
Era itu dimulai sejak tahun 2009 lalu ketika Bergendaal
Koffie mulai mematahkan stigma tentang kopi arabika yang dianggap tidak cocok
dengan lidah warga. Kehadiran Bergendaal Koffie waktu itu banyak dikritikk
warga yang umumnya peminum kopi robusta. Namun, produk Bergendaal Koffie terus
membanjiri pasar dengan bubuk kopi dan coffee roasted arabika.
Pelan-pelan, produk Bergendaal Koffie berhasil tampil beda
dan membentuk selera pecinta kopi akan cita rasa kopi sejati. Pengemar kopi
robusta dan kopi kemasan yang selama ini menentang habis-habisan usaha
pengolahan kopi arabika pelan-pelan mulai beralih setelah mencicipi kopi
arabika yang bercita rasa tinggi.
Stigma negative terhadap cita rasa kopi arabika berangkat
dari tradis lisan sejak era kolonial. Konon, stigma itu sengaja diciptakan
pihak colonial agar semua buah kopi arabika yang ditanam petani dijual kepada
eksportir Belanda.
Dan, setelah berani berbeda dalam menilai cita rasa kopi,
selera minum kopi warga Aceh Tengah akhirnya berubah pula. Mereka menjadi
peminum kopi yang di beri gelar one of the best coffee.
Sekarang, Aceh Tengah benar-benar memasuki era baru dalam
hal menikmati aroma dan cita rasa kopi arabika. Ketergantungan kopi kemasan
yang umumnya berbahan baku robusta dan dipasok dari luar daerah kini berkurang
tajam. Pasalnya, mereka bisa menyeruput kopi arabika asli dari hasil ladangnya
sendiri.
Untuk menghasilkan coffee roasted dengan cita rasa tinggi,
green bean harus berasal dari buah yang masak sempurna. Proses fermentasinya
minimal harus 24 jam. Penjemurannya juga wajib di atas balai supaya tidak
terpapar bau asing dan aroma tanah. Karena warga ingin tampil beda dalam
menyajikan sensasi dan cita rasa kopi arabika yang mereka tanam sendiri.
Biji kopi yang dibawa warga untuk di sangrai rata-rata
memiliki kualitas terbaik. Aroma yang muncul saat digongseng cukup beraneka
ragam. Karena itu, dipercaya warga sudah paham mengolah buah kopi berkualitas.
No comments:
Post a Comment