“Wajah perempuan pemilah itu
selalu ceria. Namun, ujung jemarinya tetap lincah, menari-nari memisahkan
butiran biji kopi rusak”
Kopi merupakan pohon industry yang menghasilkan banyak
lapangan kerja. Ketika bibit mulai disemai, lahan mulai digarap, tanaman kopi
mulai dirawat, hingga saat masa panen tiba, lapangan kerja selalu terbuka.
Kemudian, ketika hasil panen mulai memasuki proses
penggilingan buah merah, fermentasi, penjemuran, dan proses menjadi green bean, banyak tenga kerja juga
terlibat. Ketika kopi diproses menjadi minuman segar, di sinilah tumbuh industry
kopi instan, café, dan warung kopi yang merupakan lapangan kerja di sector informal.
Kita longok ke hulu, tempat para perempuan mengambil peran
sebagai tenaga pemilah biji kopi (green
bean). Penghasilan pekerjaan ini tidak terlalu besar, namun mereka selalu
ceria menikmati profesi sebagai pemilah kopi.
Tenaga pemilah itu adalah ibu-ibu rumah tangga yang bermukim
di sekitar pabrik penggilingan kopi di Mongal Takengon. Mereka tidak dipaksa
bekerja, apabila mereka bosan memilah kopi, tidak dilarang untuk berhenti dan
jika esok hari ternyata mereka ingin masuk kerja lagi akan dipersilahkan asal
menaati semua peraturan di pabrik ini.
Pola kerja yang cukup nyaman untuk ibu-ibu rumah tangga. Tanpa
tekanan, tidak tergantung waktu, bebas bercanda dengan sesame pemilah. Wajar jika
wajah perempuan pemilah selalu ceria, dan ujung jemarinya tetap lincah,
menari-nari memisahkan butiran biji kopi yang rusak.
Insting mereka dapat bekerja dengan baik untuk menandai biji
kopi rusak. Meskipun mata mereka tidak 100% tertuju kepada biji kopi itu. Jika menonton
mereka bekerja, pandangan kita akan bertumpu kepada jemarinya yang terus
menari-nari di atas panel sortir.
Membayangkan sistem kerja seperti itu rasanya hidup jadi
makin nikmat. Kenapa? Karena mereka bekerja tanpa pernah takut akan ancaman
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Mereka bisa bekerja sambil tertawa dan
bercanda.
Pastinya, inilah rezeki kopi yang bisa dinikmati para
perempuan di sekitar ladang-ladang kopi yang terhampar luas di Kabupaten Aceh
Tengah. Penasaran ingin melihat tarian jemari perempuan pemilah kopi? Silahkan berkunjung
ke Takengon!
(Sumber : Hikayat
Negeri Kopi)
No comments:
Post a Comment